Twitter

Archive for February 2014

Tutorial Konsep Dasar Fotografi Dan Kamera Digital


Tulisan ini akan membahas dan memperkenalkan konsep dasar fotografi dan kamera digital agar kita dapat mengambil foto dengan lebih baik. Karena ketika kita mengenal alat yang kita gunakan, seharusnya kita lebih menjiwai dalam bekerja dengannya .. harapannya hasilnya akan jauh lebih baik. Bagi yang baru baru terjun ke dunia fotografi wajib baca ! Bagi yang sudah terjun tolong disundul gan, dishare dan disebarkan seluas-luasnya hehe.
Jadi gini, hal dasar yang perlu kita camkan di pikiran kita, bahwa untuk mengambil foto-foto yang bagus tidak perlu kamera mahal dan sebuah tas (yang didesain khusus untuk kamera cieee) penuh peralatan. Yang penting adalah kemampuan fotografer untuk melihat sekitarnya dan menggunakan pengetahuannya untuk memahamai obyek foto. Hentikan debat kamera mana yang paling hebat, sistem mana yang paling bagus. Ambil segera yang dibutuhkan dan pelajari. Anda bisa cek daftar harga kamera terbaru di berbagai toko online misalnya Lazada atau yang lainnya.
Saya ingin mencoba back to basic di artikel kali ini, bahkan sangat basic menyangkut mekanisme kamera, bagaimana dasar-dasar fotografi, membuat orang yang baru terjun semakin tertarik dan mudah-mudahan bisa membantu untuk menikmati hobi atau bahkan naik level menjadi seorang pro (tentu dengan banyak latihan). Ya saya tahu, selama ini saya memang terlalu banyak ngomongin rumor dan berita kamera sehingga tidak sempat untuk membahas pengetahuan, teknik dan skill terkait fotografi.

Diagram Kamera

Contoh Diagram Kamera, Image Labeled For Commercial Reusable
Contoh Diagram Kamera, Image Labeled For Commercial Reusable
Kata “fotografi” berasal dari negara Perancis tetapi didasarkan pada kata Yunani dan secara harafiah berarti “menggambar dengan cahaya”. Jadi seni pada fotografi pada dasarnya adalah seni melihat dan menyeimbangkan cahaya.
Ilustrasi di sebelah menunjukkan jalan cahaya bergerak dari objek ke sensor (atau film di kamera non-digital).
  1. Pertama cahaya harus masuk melalui lensa, yang merupakan serangkaian potongan dari kaca cembung cekung. Jika fokus didapat dengan baik maka cahaya akan bertemu pada sensor.
  2. Cahaya akan melewati Aperture (semacam lubang bukaan yang besarnya bisa diatur) yang ditempatkan di dalam lensa. Pada dasarnya merupakan mekanik pembukaan yang mengontrol seberapa banyak cahaya mencapai sensor.
  3. Untuk kamera jenis DSLR, sebelum menyentuh sensor cahaya akan terpantul melalui Mirror (cermin) dan masuk ke prisma untuk diteruskan ke eyepiece dan mata pengguna. Untuk jenis kamera mirrorless, cahaya langsung menyentuh sensor dan obyek ditampilkan di LCD.
  4. Shutter terletak di dalam body kamera tepat di depan sensor. Shutter berfungsi sebagai mekanika dalam menentukan /mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya.
  5. Sensor adalah piringan persegi yang sangat sensitif di mana cahaya diserap, diubah menjadi informasi digital berupa pixel warna yang membentuk sebuah gambar/foto.

Aperture (Bukaan)

Diagram Aperture dan Efek DOF, Image Labeled For Commercial Reusable
Diagram Aperture dan Efek DOF, Image Labeled For Commercial Reusable
Aperture terletak di dalam lensa dan mengendalikan seberapa banyak cahaya bisa melewati lensa menuju sensor. Aperture yang besar memungkinkan banyak cahaya lewat dan sebaliknya bukaan yang kecil membuat cahaya sedikit. Mengetahui bagaimana aperture mempengaruhi foto adalah salah satu bagian yang paling penting dari fotografi, yang antara lain mempengaruhi :
  1. Jumlah cahaya
  2. Depth of field
  3. Kecepatan lensa
  4. Ketajaman gambar
  5. Vignetting
Angka F adalah nomor matematika yang mengekspresikan diameter aperture, merupakan bagian penting dari memahami bagaimana aperture dan eksposur bekerja. Semua angka F memiliki notasi yang umum, misalnya f/5.6 atau f/2.8. Ada beberapa jumlah set angka F yang digunakan dalam fotografi , ada beberapa skala yang berbeda tetapi “standar” skala angka F full-stop adalah:
  • f / 1.4 (bukaan terbesar, sebenarnya ada juga f / 1 yang lebih besar)
  • f / 2
  • f / 2.8 
  • f / 4 
  • f / 5.6 
  • f / 8 
  • f / 11
  • f / 16
  • f / 22 (bukaan terkecil)
Ini dikenal sebagai angka F full-stop. Jika Anda menurunkan angka F satu full-stop misal f / 4 ke f/2.8, artinya jumlah cahaya yang melewati akan dua kali lipat lebih banyak. Jika Anda meningkatkan angka F satu full-stop, seperti f /5.6 ke f / 8, maka hanya setengah jumlah cahaya yang akan mencapai sensor. Mengapa angkanya kecil kok bukaannya lebih besar ? karena angka tersebut sebagai angka pembagi dari f (focal length).
Ada beberapa angka F antara dari angka full-stop di atas tergantung pada apa skala sedang digunakan. Yang paling umum adalah skala 1/3 , yang berarti bahwa setiap langkah ketiga adalah full -stop , sehingga memberikan Anda dua pengaturan antara dari setiap full-stop. Misalnya antara f / 8 dan f /11 kita bisa set f / 9 dan f /10.

Shutter (Rana)

Shutter Blade (Bilah Rana), Image Labeled For Commercial Reusable
Shutter Blade (Bilah Rana), Image Labeled For Commercial Reusable
Shutter atau rana adalah mekanisme yang mengontrol berapa lama sensor terkena cahaya. Semakin lama shutter membuka lebih banyak cahaya dapat ditangkap oleh sensor. Shutter berbentuk seperti bilah yang dapat membuka dan menutup dengan cepat, tetapi lama waktu membukannya bisa diatur dinamakan dengan shutter speed. Shutter speed tinggi akan menghasilkan objek freeze tidak bergerak dan kecepatan rana lambat akan menangkap gerakan dari obyek bergerak (gambar menjadi blur).
Ada skala stop untuk kecepatan rana seperti pada aperture, contoh di bawah ini adalah satu full-stop (dalam detik/second) :
1/16000, 1/8000, 1/4000, 1/2000, 1/1000, 1/500, 1/250, 1/125, 1/60, 1/30, 1/15, 1/8, 1/4, 1/2, 1, 2, 4, 8, 16
Dan seperti halnya dengan aperture, shutter speed pada umumnya juga bisa memiliki 1/3 skala, memberikan dua langkah di antara setiap full-stop. Misalnya antara 1/60 dan 1/125 bisa menggunakan 1/80 dan 1/100.
Dua faktor utama yang mengendalikan eksposur adalah shutter speed dan aperture. Saat ini juga sudah berkembang yang namanya electronic shutter dimana tidak lagi melibatkan mekanisme bilah yang membuka dan menutup, tetapi sepenuhnya rekayasa elektronik.

ISO

Setting ISO, Image Labeled For Commercial Reusable
Setting ISO, Image Labeled For Commercial Reusable
Kecepatan ISO (berasal dari Organisasi Internasional untuk Standardisasi ) adalah ukuran kecepatan film atau sensitivitas terhadap cahaya. Dengan kamera digital ISO mempengaruhi sensor. Sebuah kecepatan ISO rendah membutuhkan waktu lama untuk pencahayaan, kecepatan ISO tinggi memerlukan waktu sedikit untuk memberikan eksposur yang sama.
Satu langkah dalam ISO sama dengan satu full-stop. Pada ISO tidak ditemukan skala 1/3. Berikut adalah kecepatan ISO yang paling umum.
ISO 50 100 200 400 800 1600 3200 6400 12800 25600
Pada film 35mm, film dengan kecepatan ISO tinggi memiliki lebih banyak buliran dari sebuah film yang lebih lambat – tetapi sensor modern tidak menggunakan mekanisme yang sama. Sehingga sensor digital menciptakan noise. Noise digital tidak terlihat baik seperti pada butiran film. Terlihat contoh di atas, high ISO membuat gambar noise yang mengganggu.
Jika tidak ada masalah pencahayaan, maka selalu gunakan nomor ISO rendah tetapi jika Anda di dalam ruangan dengan cahaya rendah atau kondisi lain ketika Anda menemukan kombinasi aperture / shutter tidak cukup, maka  kecepatan ISO bisa diperbesar. Sensor digital baru terus dikembangkan dan tingkat kebisingan dengan kecepatan ISO tinggi menurun pada setiap rilis kamera baru.

Dengan pengecualian yang sangat langka, subjek utama foto Anda harus tajam meskipun tidak untuk seluruh gambar. Bahkan jika Anda ingin subjek blur, untuk memberikan kesan ‘motion’, maka latar belakang harus tetap tajam.
Ada empat cara foto Anda blur : fokus yang meleset, tidak fokus, kamera bergerak, atau subjek bergerak. Berikut cara untuk membedakannya penyebab foto blur :
  • Jika sesuatu di depan atau di belakang subjek bagus dan tajam, maka masalahnya adalah salah fokus. Misalnya, bayi Anda kabur, tapi karpet di bawahnya adalah tajam.
  • Jika semuanya blur, ada kemungkinan kamera tidak fokus.
  • Jika background tajam, tetapi subjek kabur, maka subjek bergerak. Ini terjadi krn shutter lebih lambat daripada gerakan subjek. Kadang-kadang Anda dapat melakukan ini dengan tujuan untuk memberikan kesan ‘motion’, tapi itu di luar lingkup artikel ini.
  • Jika semuanya blur namun terlihat tampak ganda, hal itu terjadi karena kamera shake atau goyang.
Artikel ini adalah tips menghindari kamera shake yang dikarenakan getaran tangan dan goncangan shutter kamera.

Handheld

Sebagian besar kita lebih sering memegang kamera di tangan. Jelas, ini jauh lebih cepat, dan memberi Anda waktu untuk mengambil tembakan sebelum momen yang Anda inginkan hilang. Pastikan Anda telah memegang kamera dengan benar. Berikut tips menghindari kamera shake dengan metode handheld camera.


Rapatkan Kedua Siku Dan Letakkan Ke Dalam Badan
Sesering mungkin menarik siku ke dalam tubuh Anda dan menghembuskan napas panjang sebelum menekan tombol shutter atau rana. Ketika Anda memotret dengan bukaan lebar seperti f/1.4 atau f/2.8 atau ketika Anda memotret dengan kecepatan rana rendah (slow speed), atau ketika Anda memotret dengan kombinasi bukaan lebar dan los speed shutter.
Napas Anda bisa menjadi faktor kamera shake. Menarik siku ketat untuk tubuh Anda benar-benar dapat membantu Anda untuk tetap stabil.
Tips Menghindari Kamera Shake

Angkat Bahu Kiri
Ini tips dari “The Moment It Clicks”-nya Joe McNally,untuk menghindari mata lelah, alihkan penggunaan view finder dari mata kanan ke mata kiri.
Selanjutnya angkat bahu kiri Anda, dan rapatkan siku kiri ke tulang rusuk. Rapatkan pula siku kanan Anda ke dada. dan ingat selalu untuk hembuskan napas sepenuhnya sebelum menekan shutter untuk menghindari shake.
Tips Menghindari Kamera Shake

Lutut-pod
Ide sederhana yang bisa Anda lakukan, menciptakan tripod DIY dari lutut Andadengan menyandarkan sikut di atas lutus Anda sembari duduk. Rapatkan sikut kanan Anda untuk menambah kestabilan.
Tips Menghindari Kamera Shake

Berbaring
Posisi yang paling stabil dan teknik paling efektif untuk menghindari goyangan kamera. Anda harus sedikit mengangkat kamera untuk mendapatkan angle yang pas, kecuali Anda ingin memotret tanah pada eye level.
Tips Menghindari Kamera Shake

Sikut-pod
Sikut-pod ini sangat efektif untuk mengambil gambar dengan posisi berdiri. Agak ribet sih, tapi bisa dicoba. Ingat, hembuskan nafas terlebih dahulu sebelum memotret tombol rana.
Tips Menghindari Kamera Shake

Tumpuan
Ini perpaduan teknik angkat bahu kiri dan lutut-pod
Tips Menghindari Kamera Shake


Memiliki lensa dengan sistem antigetar seperi IR pada nikon, IS pada canon , VC pada tamron,  OIS pada Panasonic dan Samsung, OS pada Sigma dan OSS pada Sony (lensa NEX) sangat membantu Anda ketika memotret handheld seperti gambar di atas, terutama ketika Anda menggunakan lensa tele dan low speed.

Tripod & Monopod


Ada alternatif lain selain handheld, Anda bisa menggunakan tripod atau monopod.
Tips Menghindari Kamera Shake
Tips Menghindari Kamera Shake

Monopod jauh lebih ringkas, lebih cepat dan efektif digunakan dibanding tripod. Kerugian besar tripod adalah bahwa tripod memperlambat Anda. Mungkin awan bergerak saat Anda sedang menyiapkannya, atau matahari terbenam, atau orang yang menunggu Anda menyiapkan tripod jadi bosan.
Namun ada banyak keuntungan besar tripod yang perlu Anda ketahui. Anda punya waktu untuk melihat objek yang mengganggu pada foreground, dan memindahkannya sebelum Anda memotret. Kestabilan yang jauh lebih baik daripada monopod. Dan cocok digunakan untuk foto bersama, sehingga Anda, daripada hanya memotret, juga bisa ikut berfoto bersama.
Kedua alat ini jauh lebih stabil daripada handheld camera.

Kapankah Kita Menggunakan Tripod ?
  • Semakin panjang fokus lensa, dan semakin lama eksposur, semakin banyak waktu kamera harus bergetar. Anda akan membutuhkan tripod jika kecepatan rana lebih panjang dari kebalikan panjang fokal (misalnya, 1/60th untuk lensa 50mm, atau 1/500th untuk lensa 500mm).
  • Semakin besar pembesaran, semakin jelas kamera shake. Jika Anda berharap untuk membuat 24 “x 16″ pembesaran, Anda perlu tripod.
  • Jika Anda berharap untuk menjual foto Anda untuk stock foto, Anda perlu tripod.
  • Jika Anda motret Makro – apa pun atas hidup ukuran 1/4th – selalu membutuhkan tripod karena Anda menjadi begitu dekat dengan subjek Anda.
  • Jika Anda menggunakan kamera dengan film negatif lebih besar dari 35mm. Selain itu, kamera pelat terlalu berat untuk nyaman memegang dengan tangan.
  • Jika Anda ingin ikut terfoto ketika momen foto bersama

Tambahan Tips Menghindari Kamera Shake
  • Anda bisa menggunakan timer untuk mencegah kamera shake karena guncangan tangan
Tips Menghindari Kamera Shake
shutter release
  • Gunakan shutter release jika Anda membutuhkan gambar yang benar – benar stabil pada long eksposure atau ketika Anda menggunakan mode bulb pada kamera

Shutter speed, diagfragma, dan ISO merupakan elemen setiga eksposur. Dengan mengubah salah satunya, Anda bisa mendapatkan beragam hasil fotografi yang luar biasa. Mengubah kecepatan shutter contohnya, selain teknik panning, Anda juga bisa mendapatkan foto dengan efek motion seperti teknik zooming seperti di bawah ini.
Teknik Zooming

Apa itu Teknik Zooming ?

Zooming adalah teknik foto untuk memberikan kesan gerak dengan mengubah panjang fokus lensa.
Teknik ini mutlak membutuhkan lensa zoom, karena perubahan panjang fokus lensa hanya bisa dilakukan dengan menggunakan lensa zoom.
Teknik Zooming

Bagaimana Cara Menggunakan Teknik Zooming ?

Gunakan slow shutter, semisal 1/30 atau sesuaikan dengan efek yang Anda inginkan.

Kontrol Zoom
Prinsip utama memotret dengan teknik zooming adalah, setelah Anda telah mengatur kamera ke kecepatan rana lambat, Anda menekan tombol shutter bersamaan dengan zoom baik zoom in atau zoom out dan ini akan secara otomatis mengubah gambar Anda.
Salah satu hal terbaik untuk dilakukan adalah untuk bermain-main dengan teknik zoom yang berbeda saat Anda akan menemukan cara terbaik untuk secara dramatis mengubah efek foto Anda. Coba zoom dengan kecepatan memutar gelang zoom yang berbeda Anda akan terkejut dengan beragam hasilnya yang luar biasa.

Perhatikan Exposure
Meskipun rahasia untuk menciptakan jenis foto zooming adalah dengan menggunakan kecepatan rana lambat, teknik ini hanya akan bekerja dengan baik dalam pencahayaan redup atau pada hari-hari mendung. Anda bisa menggunakan teknik ini di siang bolong asalkan Anda melengkapi lensa Anda dengan filter ND 1000, atau lebih besar, bukaan sempit, dan ISO rendah.
Jika pemotretan dilakukan malam hari, Anda dapat memakai waktu pencahayaan lama dan akan memperoleh efek lampu yang membentuk garis-garis panjang cahaya.

Pastikan Kamera Anda Stabil
Carilah posisi nyaman memegang kamera agar stabil. Anda bisa menggunakan tripod atau monopod, nyaman.

Komposisi
Efek zooming terbaik akan diperoleh jika background memiliki kontras dan warna yang bervariasi. Komposisi subyek yang menjadi fokus sebaiknya berada di tengah background tersebut.

Mode Pemotretan
Anda bisa menggunakan shutter priority (Tv / S) untuk memudahkan Anda ketika exposure berubah – ubah. Atau mode manual. Ini semua memerlukan latihan, dan latihan.

Pernah mencoba memotret dengan teknik light painting? kalau belum anda harus mencobanya. Memotret dengan teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan sumber cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam rentang sepanjang shutter terbuka.
Hyperjump
Teknik foto light painting atau light graffiti tidak membutuhkan banyak biaya, hal utama yang membedakan foto light painting bagus dan yang biasa-biasa saja adalah kreatifitas dan kemauan kita untuk mencoba. Dengan teknik ini, kita menggunakan sumber cahaya sebagai kuas layaknya lukisan.
Tujuan utama teknik foto “melukis dengan cahaya” adalah kita menerangi beberapa area atau titik pada obyek sehingga hanya hanya daerah yang diterangi tersebut yang terekam di foto. Penggunaan kreatif lain adalah untuk membentuk pola cahaya yang unik. Semua tergantung visi anda.

Apa Saja Yang Dibutuhkan?

Beberapa peralatan yang dibutuhkan untuk mencoba teknik ligh painting:
  1. Sebuah kamera dengan kontrol manual, terutama yang dilengkpai dengan mode bulb. Ini diperlukan karena waktu exposure bisa diatas 30 detik. Sebagai contoh, foto mobil diatas dihasilkan dengan 113 detik
  2. Sebuah tripod
  3. Sumber cahaya: lampu senter, flash eksternal, lampu belajar, obor elektrik, lilin dll sesuai selera. Makin beragam sumber cahaya serta pilihan warnanya makin banyak opsi kreatif kita.
  4. Shutter release, atau jika tidak teman yang rela memencet tombol shutter
Fire

Foto Light Painting: Uji Coba Pertama

Foto light painting bisa dicapai dengan banyak cara, namun kalau anda baru pertama kali mencoba berikut beberapa langkah awal yang bisa diikuti:
  1. Cari tempat yang gelap. Anda bisa mencobanya dikamar dengan lampu dimatikan. Jika anda mencobanya di luar ruangan, usahakan tidak ada sumber cahaya lain yang masuk ke foto (memang tdak harus tapi untuk awal agar lebih mudah)
  2. Tentukan obyek foto yang akan anda sinari, lalu tentukan bagaimana anda akan menyinarinya
  3. Alternatif lain adalah memotret pola sumber cahaya: anda bisa menggunakan lampu senter untuk menulis kata atau meniru bentuk tertentu
  4. Set kamera di posisi bulb mode, artikel ini membahas mode bulb secara tuntas
  5. Gunakan aperture yang moderat. Antara f/4 sampai F/8 adalah pilihan awal yang bagus
  6. Gunakan kabel release shutter lalu kunci di posisi lock, kalau anda tidak memiliki kabel release cari teman yang mau memencetkan tombol shutter sesuai waktu exposure yang dibutuhkan
  7. Sekarang mulailah gunakan sumber cahaya untuk menerangi beberapa titik/area obyek foto atau mulailah membuat bentuk sesuai keinginan anda tadi
  8. Usahakan anda tidak berdiri antara sumber cahaya dan lensa, kalau cahaya dari lampu ke lensa terhalang oleh badan anda maka hasil foto akan tampak ada siluetnya
  9. Usahakan lama penyinaran antara satu titik ke titik lain sama waktunya agar hasil foto tampak lebih halus
  10. Setelah selesai ‘melukis”, lepaskan tombol shutter (atau kabel release)
  11. Lihat hasil akhir foto, kalau anda belum puas dengan foto akhir, ulangi lagi. Kadang diperlukan beberapa kali usaha untuk menentukan waktu exposure yang bagus sesuai dengan kekuatan sumber cahaya anda
The Hollow Line - Light Graffiti
F/4, 240 detik, bulb. perhatikan bahwa kedua model diatas harus berpindah dari satu titik ke titik lain

Tips Rahasia Membuat Foto Levitasi | Foto Levitasi bukannya genre baru dalam dunia fotografi, pada tahun 1905 sudah ada foto levitasi karya Jacques Henri Lartigue, seperti yang Anda lihat dibawah ini. Foto levitasi adalah sebuah karya foto yang membuat obyek seolah – olah menjadi ringan dan melayang di udara melawan gravitasi tanpa memberikan kesan sedang meloncat. Obyek disini tidaklah harus manusia, tetapi juga dapat berupa benda ataupun binatang yang dapat memperkuat isi foto.

Judul : Cousin “Bichonade” in Flight (1905), Fotografer : Jacques Henri Lartigue

Dalam pembuatan foto levitasi ada 2 cara yaitu :

1. Model meloncat atau berpose pura – pura melayang. Dengan cara ini tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan foto levitasi seperti :
* perhatikan atribut, ekspresi dari model, dan pose dari model, jangan melihatkan kesan sedang melompat.
* dalam foto levitasi, obyek tidak sedang terjatuh, terpental, atau meloncat, tetapi melayang di udara.
* biasanya ketika menggunakan metoda meloncat, sangat sulit menyembunyikan raut wajah seseorang, karena itu sebaiknya tidak menampilkan wajah, berbeda bila Anda mengunakan alat bantu, raut wajah justru dapat dikondisikan sesuai foto levitasi yang ingin dibuat.
* Bila melakukan adegan loncatan, sebaiknya tetap memperhatikan keselamatan, jangan melakukan adegan yang berbahaya, tidak perlu berlari (karena membuat susah juga buat si fotografer dalam memotret), tidak perlu meloncat dari tempat yang tinggi, jangan menggunakan artribut atau kostum yang membahayakan (misalnya pakai high heels), kreativitas dalam foto levitasi jauh lebih penting.
* Anda membutuhkan kecepatan rana (shutter speed) tinggi untuk menghentikan gerakan (freeze) idealnya diatas 1/500 detik, dengan cahaya yang cukup, kamera DSLR jelas lebih unggul dalam hal ini, apabila menggunakan kamera poket, maka Action Mode atau Sport Mode akan sangat membantu.
Inspirasi foto levitasi dari berbagai sumber :

an alternate route by brookeshaden
an alternate route
198 by somewherelovely
198
365/30 – Sugar & Spice by RachelMarieSmith
365/30 - Sugar & Spice
Saying Goodbye by Kristi Frazier
Saying Goodbye
199 by somewherelovely
199






2. Dengan menggunakan alat bantu (foto trik), cara lebih aman dan lebih mudah dilakukan bahkan dengan kamera poket, Anda hanya membutuhkan sedikit sentuhan editing menggunakan aplikasi pengolah foto. Beberapa tips untuk foto levitasi dengan alat bantu :
* Anda membutuhkan tripod, karena Anda akan memotret di lokasi yang sama beberapa kali.
* Tangga atau kursi atau meja bahkan tali dapat menjadi alat bantu untuk membuat obyek berkesan melayang, alat tersebut akan menjadi bagian dari sesi pemotretan Anda.
* Mungkin Anda perlu menggunakan mode manual fokus, untuk mencegah bergesernya fokus kamera sehingga tidak merubah setting foto Anda.
* Mode self timer atau menggunakan remote bisa Anda gunakan bila tidak ada teman yang menjadi model atau Anda ingin bereksperimen sendirian.
* Edit lewat aplikasi pengolah foto, dan keajaiban foto levitasi menjadi milik Anda.
* Lihat contoh sampel dibawah ini, dan terakhir adalah kembangkan kreatifitas Anda.

Terlepas jika Anda pemula di dunia fotografi atau sudah berpengalaman, bagi banyak dari kita, cinta pertama kami adalah fotografi landscape. Ada sesuatu yang sangat ajaib tentang foto landscape sempurna dibuat yang tidak bisa tidak menarik perhatian seseorang. Di sisi lain lensa, memotret alam tidak hanya memberikan kita kesempatan tak terbatas untuk gambar yang menakjubkan, tetapi juga berfungsi sebagai cara yang bagus untuk menantang diri kita sebagai fotografer.
 
menangkap-baik-lanskap-1
foto oleh Nathan McCreery.
Setiap saat, unsur-unsur dalam alam bisa berubah, yang secara drastis dapat mempengaruhi hasil foto. Sementara fotografi landscape yang bagus mungkin tampak sulit untuk dikuasai, tapi tidak menakutkan seperti yang Anda mungkin pikir. Dalam tutorial fotografi landscape ini, saya telah mengumpulkan daftar teknik dan tips yang pasti akan membantu Anda belajar bagaimana untuk mengambil foto pemandangan yang menakjubkan.

Carilah elemen latar depan yang bagus untuk memaksimalkan kedalaman dan perspektif

Anda akan kagum bagaimana tindakan sederhana termasuk elemen latar depan dalam foto landscape benar-benar dapat mengubah adegan. Dengan menambahkan elemen latar depan foto Anda, gambar langsung dapat menggambarkan sensasi yang lebih dalam perspektif dan kedalaman. Tanpa itu, foto mungkin terlihat terlalu datar untuk selera Anda.
Ini juga lebih baik untuk menggunakan lensa wide-angle. Lensa wide-angle, dengan desain meningkatkan rasa kedalaman dalam jepretan. Menggabungkan ini dengan elemen latar depan benar-benar akan membuka ruang yang dirasakan dalam adegan.
Dengan lensa wide-angle elemen latar depan akan tampak jauh lebih besar dari objek latar belakang, memaksimalkan rasa mendalam.
 
"Cahaya Tuhan" ditangkap oleh Jet Rabe. (Klik gambar untuk melihat lebih dari Jet Rabe.)
foto oleh Jet Rabe.
Menemukan unsur latar yang sempurna untuk memasukkan dalam adegan Anda dapat mengambil hanya beberapa menit atau beberapa jam. Sebelum melakukan jepretan Anda, menjelajahi lokasi sampai Anda menemukan elemen terbaik untuk dimasukkan, apakah itu rumpun bunga, kelompok bebatuan, kolam refleksi, atau  ranting pohon jatuh. Jadilah kreatif dengan pilihan Anda!

Manfaatkan cuaca buruk

Ketika cuaca buruk menyerang banyak fotografer berkemas peralatan mereka dan pulang. Apa yang mereka tidak tahu adalah bahwa mereka kehilangan beberapa peluang luar biasa untuk fotografi landscape bagus.
Kita semua telah melihat tak terhitung banyaknya foto yang telah diambil pada hari-hari cerah. Yang baik-baik saja. Tapi, pikirkan tentang foto-foto Anda telah melihat yang terdiri dari alam paling buruk: mobil terbenam di tumpukan salju setelah badai salju misalnya, awan hujan yang dramatis itu adalah hal yang  luar biasa untuk dilihat
Karena kebanyakan orang takut ketika terjadi cuaca buruk, dan tinggal di dalam, ini adalah saat yang tepat bagi Anda untuk menangkap beberapa foto yang bagus. Sebagai seorang fotografer mencoba untuk tidak membiarkan cuaca buruk menakut-nakuti Anda, tetapi intrik Anda untuk menangkap beberapa gambar yang mengagumkan.
Mendokumentasikan cuaca buruk yang terjadi (atau bahkan setelah itu telah berlalu) yang menarik bagi pemirsa untuk melihat.
 
"Badai adalah Brewing" ditangkap oleh JoAnn Fougere. (Klik gambar untuk melihat lebih dari JoAnn Fougere.)
foto oleh JoAnn Fougere
Hanya pastikan untuk mengambil tindakan pencegahan yang tepat dan tetap aman saat memotret adegan cuaca buruk. Selalu menempatkan keselamatan Anda terlebih dahulu.

Fotografi landscape yang terbaik memerlukan perencanaan

Sering kali, ketika Anda melihat sebuah gambar dari sebuah foto landscape yang bagus, Anda berpikir untuk diri sendiri "Wow, pencahayaan dan komposisi yang begitu sempurna! Fotografer beruntung dengan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. "
Biasanya, hal ini jauh dari kebenaran!
Foto pemandangan paling indah mengambil sejumlah besar waktu dan perencanaan. Ini hampir tidak mungkin bagi seorang fotografer untuk muncul di sebuah lokasi pada waktu acak pada hari acak dan mengharapkan hasil yang bagus.
 
"Pennines Utara" caputred oleh Floyd Franklin. (Klik gambar untuk melihat lebih dari Floyd Franklin.)
foto oleh Floyd Franklin.
Jika Anda ingin menangkap foto terbaik untuk adegan yang diberikan yang terbaik dari sebuah lokasi sebelumnya dan mengambil gambar beberapa tes sepanjang hari. Dengan begitu bisa melihat bagaimana pencahayaan alami mempengaruhi kejadian dan tahu kapan Anda harus kembali.
Kemudian, ketika Anda kembali, Anda dapat tiba sekitar 30 menit sebelum waktu, mengatur komposisi Anda dan siap untuk mengambil gambar bagus ketika pencahayaan bergerak sempurna ke tempatnya.
Sebagai aturan praktis, biasanya yang terbaik untuk mengambil foto landscape selama golden hour (atau magic hour) saat setelah matahari terbit atau sebelum terbenam.

Kreatif dengan menangkap berbagai sudut/angle

Banyak fotografer baru naluriah menembak foto pemandangan dengan menetapkan tripod mereka di tanah di tingkat mata dan kemudian membingkai tembakan. Ya, hal ini dapat mengakibatkan sebuah foto yang baik, tapi banyak peluang besar lainnya sedang dilewatkan
Jika Anda benar-benar ingin foto Anda menonjol dari karya fotografer lain, Anda harus bekerja keras untuk membingkai pengaturan umum dalam cara yang kreatif.
 
"129" ditangkap oleh Cristina Ciutan. (Klik gambar untuk melihat lebih dari Cristina Ciutan.)
foto oleh Cristina Ciutan.
Anda dapat melakukan ini dalam beberapa cara. Cobalah menangkap sudut pandang yang berbeda. Menembak dari atas tinggi atau sangat rendah ke tanah. Susun tembakan menggunakan Out of Focus Foreground Framing. Posisi unsur-unsur alami dalam sebuah adegan dalam cara yang unik. Menangkap adegan di malam hari. Gunakan refleksi. Dan lain sebagainya.

Bracket eksposur Anda

Ketika Anda memulai dalam fotografi landscape, Anda akan melihat bahwa mengambil satu foto biasanya tidak mengakibatkan menangkap potensi penuh adegan itu. Seringkali, daerah gelap terang tidak pas.
Masalah ini umum dapat dengan mudah dipecahkan dengan bracketing eksposur Anda dan Anda harus membuatnya menjadi praktek umum untuk melakukannya pada setiap menembak landscape.
Bracketing eksposur Anda hanya berarti untuk menangkap komposisi yang sama dengan tingkat eksposur ganda. Biasanya, itu adalah antara 3-5 jepretan bervariasi dalam kecerahan eksposur. Hal ini memungkinkan Anda untuk memaksimalkan jangkauan dinamis dalam sebuah foto.
 
"Ketika The Sun Goes Down On My Kind of Town" ditangkap oleh Ronald Quillopas. (Klik gambar untuk melihat lebih dari Ronald Quillopas.)
foto oleh Ronald Quillopas.
Berikut adalah cara kerjanya: 
Menangkap satu gambar menggunakan pengaturan kamera Anda dianggap sebagai suatu keseluruhan eksposur yang tepat untuk pemandangan. Kemudian, gunakan tombol eksposur kompensasi (jika pemotretan dalam mode otomatis) atau aperture, shutter speed atau pengaturan ISO (jika pemotretan dalam mode manual) untuk memaksa one stop overexposure. Selanjutnya, memaksa one stop underexposure. Hal ini mengakibatkan tiga eksposur berbeda.
Jika Anda ingin menangkap lima eksposur, hanya diperlukan dua tembakan. Satu dengan dua stop overexposure dan lain dengan dua stop underexposure.
Kemudian, dalam perangkat lunak pengedit foto, seperti Adobe Photoshop, Element, Lightroom atau Apple Aperture, Anda dapat secara otomatis menggabungkan 3-5 foto bersama untuk membuat satu foto dengan rentang dinamis yang lebih menarik.
Semua elemen dalam adegan, dari bayangan gelap hingga highlight terang akan terekspos dengan benar.

Biarkan alam menjadi guru Anda

Anda bisa mempelajari semua tips dan trik di dunia tentang bagaimana untuk mengambil foto pemandangan atau landscape yang lebih baik, tetapi tidak ada sekolah atau workshop yang akan mengajarkan Anda bagaimana menjadi seorang fotografer landscape yang lebih baik dari alam itu sendiri.
Hanya jam praktek di lapangan dengan mata terbuka dan keinginan untuk kreativitas akan membuat Anda seorang fotografer yang lebih baik.
 
"Double Rainbow atas Monumen Nasional Colorado" ditangkap oleh Matt Shetzer. (Klik gambar untuk melihat lebih dari Matt Shetzer.)
foto oleh Matt Shetzer.

Makro
Fotografi makro adalah salah satu kategori fotografi yang membuat pembesaran terhadap suatu object. Atau bisa dengan kata lain dunia fotografi yang diperkecil kedalam dunia Micro.
Pembesaran tersebut bisa dilakukan dengan medekatkan obect dengan kamera, atau pun dari jarak terentu  dengan  menggunakan lensa tele. dan harus tetap mengusung konsep “Foto yang berbicara” dengan melibatkan unsur komposisi, POI dan keseimbangan.
 
Benda-benda yang dapat di makro adalah:
-    Benda mati/diam
Seperti: sendok/garpu,perhiasan, uang koin, perangko,bunga,miniature mobil2an, souvenir dll.
-     Makhluk hidup
Seperti : serangga, kupu-kupu, bunga tanaman, laba2, dll

Alat bantu untuk fotografi makro:
 
>   Kamera Saku/Prosumer
Dengan kamera saku/prosumer pun kita bisa mengabadikan keindahan sebuah bunga mawar, sebuah kupu2 yang hinggap di bunga  untuk menghisap madunya. Karena saat ini tekhnologi digital telah memungkinkan kita untuk melakukan fotografi makro dengan hasil yang tidak kalah bagusnya dengan kamera professional. Hampir semua kamera saku/prosumer yang sudah menyediakan fasilitas macro (biasanya ditandai dengan lambing gambar bunga tulip). Dan memungkinkan kita memotret dengan jarak focus kamera dan bendanya hingga beberapa sentimeter saja.
Saat ini sudah tersedia filter/alat tambahan yang dapat di pasang di kamera saku didepan lensanya untuk fotografi makro seperti Raynox dan filter lainnya untuk mendapatkan pembesaran yang lebih .
 
>  Kamera SLR (Single Lens Reflex) baik analog maupun digital.
Semua kamera SLRDSLR kini sudah memiliki fasilitas untuk fotografi makro dengan menggunakan lensa yang berbeda-beda , dan biasanya jarak antara focus lensa ke objectnya akan berbeda tergantung jenis lensa yang kita gunakan.
Untuk lensa khusus makro biasanya jarak object ke lensa bisa sampai 20 cm, tapi apabila kita menggunakan lensa tele maka jarak terdekat yang bisa kita dapatkan titik focus biasanya lebih dari 1 meter dari object.
Sekarang telah banyak tersedia alat tambahan berupa filter close up,filter Lup/Raynox dan reverse lens (sebuah lensa yang dimodifikasi) yang di tempelkan didepan lensa, maka jarak antara object dan lensa akan semakin dekat untuk mendapatkan pembesaran lebih dari 1:1. Dan ada juga tele converter dan extension tube yang dipasang diantara lensa dan odi kamera.


Pembagian  fotografi makro  menggunakan kamera SLR/DSLR

Umum

  • Menggunakan lensa khusus makro atau lensa  zoom yang  bertanda “bunga tulip”(bisa untuk foto makro )
  • Menggunakan  lensa tele atau lensa normal plus tele converter..
Untuk lebih jelasnya maka lensa2 dibawah ini adalah yang biasa di pergunakan untuk fotografi makro:
  • Lensa Makro Normal : 50mm 
  • Lensa Makro Mid tele : 90-105mm 
  • Lensa Makro Tele : 150-180mm
Ekstrem

  • Memasang lensa tambahan lagi dengan posisi terbalik didepan lensa dengan tambahan sebuah adapter khusus.
  • Menggunakan filter tambahan seperti filter close-up didepan lensa.
  • Memakai filter yang seperti sifatnya  sebuah kaca pembesar/Lup , Raynox,
  • Atau bahkan ada juga yang menambahkan sebuah kaca pembesar yang di lekatkan didepan lensa.
COHTOH FOTO MAKRO

Tips Untuk Night Photography


Tips Fotografi - Apakah Sobat Fotografi pernah merasa frustasi ketika memotret di luar ruangan dengan kondisi intensitas cahaya rendah di malam hari? Jangan khawatir Sobat tidak sendirian, Memotret di malam hari atau pada kondisi kurang cahaya merupakan salah satu subyek fotografi yang paling menantang.
Tips Night Photography
Pelajari bagaimana menghasilkan foto yang lebih bagus di malam hari dengan menggunakan 9 tips Night-Photography untuk pemula ini. Apapun yang ingin Sobat pelajari, entah itu memotret langit malam, mencari tahu bagaimana melukis dengan cahaya atau hanya ingin mengetahui bagaimana pengaturan kamera yang tepat untuk memotret malam hari. 9 Tips ini akan menghadirkan dasar yang kuat serta membekali Sobat dengan teknik fotografi low-light serta night photography

Tip 1: Gunakan file berkualitas bagus

Jika Sobat menginginkan foto malam yang terbaik hendaknya gunakan kualitas gambar yang paling bagus, dan itu berarti dalam format RAW. Dengan menggunakan format RAW, foto kalian akan memiliki 'informasi' yang jauh lebih lengkap, dan itu akan memberikan batasan yang lebih luas dalam hal proses pasca pemotretan menggunakan Adobe Camera RAW atau Perangkat lunak pemroses RAW yang lain. RAW memiliki banyak sekali keuntungan ketika digunakan dalam pemotretan malam hari, karena akan memberikan fleksibilitas lebih ketika Sobat ingin merubah atau editting temperatur warna atau meningkatkan serta menurunkan tingkat exposure foto tersebut.

Tip2: Gunakan Tripod untuk hasil foto lebih tajam

Memotret di malam hari pastinya berarti akan ada sedikit cahaya dan akan menghasilkan shutter speed lambat, mungkin sekitar 1-30 detik, dan percayalah dengan kecepatan shutter seperti itu akan sulit untuk menghasilkan foto yang bagus dengan hanya memegang kamera tanpa alat bantu. Sobat pasti butuh untuk meletakkan kamera digital pada tripod yang kokoh untuk menghasilkan foto yang tajam. Pastikan tripod kalian diatur dengan pas dan berada diatas bahan yang kuat serta solid. Sering sekali dalam nighti-photography Sobat berakhir pada hasil foto-foto yang tidak tajam, untuk menghindari hal ini, gantung tas kamera kalian di pengait yang berada di bawah tripod (kebanyakan memilikinya). Jangan berpegangan pada tripod ketika memotret, karena sedikit saja getaran pada saat memotret dengan menggunakan shutter-speed lambat akan menghasilkan blur yang tidak Sobat inginkan.

Tip 3: Rencanakan tempat pemotretan Night-Photography sebelum pemotretan

Sebelum Sobat berkelana di malam hari, buatlah perencanaan tempat pemotretan terlebih dahulu. Hal ini tentu saja akan menghemat waktu berharga kalian. Pilihlah lokasi yang baik dengan setidaknya melakukan survei dimana spot atau tempat yang pas untuk memotret di kota kalian, tentunya harus mempertimbangkan segi kualitas cahaya lampu, arsitektur atau jika Sobat ingin memotret di jalana raya (trails), pilihlah jalan raya yang ramai, kapan waktu terbaik saat lalulintas tersebut ramai, dan carilah juga posisi memotret paling pas dan aman.

Tip 4: Ketahui dan Gunakan Aperture paling tajam di lensa kalian

Gunakan aperture 'Sweet-Spot' dari kamera kalian, biasanya berkisar pada f/8 sampai f/16, tetapi sebelumnya ambillah beberapa foto untuk memeriksa kembali, jika anda sering memotret Sobat pasti tahu dimana Aperture 'Sweet-Spot' lensa kalian berada. Bahkan lensa level Pro tidak menghasilkan hasil terbaik ketika digunakan pada aperture maksimal atau minimal. Dengan menggunakan aperture di tengah-tengah dari range yang tersedia, itu akan meningkatkan peluang kalian untuk menghasilkan foto tertajam dari lensa yang kalian miliki.

Tip 5: Pengaturan untuk Night-Photography

Memotret dengan mode 'Manual' merupakan cara terbaik dalam mengendalikan exposure, Sobat bisa memilih aperture kecil paling bagus serta shutter speed lambat untuk night-photography. Mulailah dengan mencari komposisi dan fokus pada jepretan kalian, atur ke aperture atau bukaan kecil sekitar f/16, kemudian atur juga shutter speed yang pas hingga tanda tingkat exposure yang ada di kamera kalian berada di tengah (Exposure Level Indicator). Ambillah beberapa foto dan lakukan review di LCD kamera kalian, tetapi harus diingat bahwa itu adalah exposure yang dianggap tepat oleh kamera, tetapi jika foto kalian terlihat terlalu terang, maka cobalah untuk underexpose sebanyak 1-2 stop sehingga foto tersebut tampak lebih gelap.

Tip 6: Bagaimana mendapatkan efek 'starburst' atau 'bintang' dari lampu jalan

Gunakan Aperture kecil (bilangan besar = sekitar f/16) tidak hanya akan menghasilkan kedalaman depth of field dan mempertajam detail dari foreground sampai background, tetapi juga akan membuat lampu jalanan memancarkan berkas cahaya di dalam foto kalian sehingga menambah kesan 'Wow' dalam frame kalian. Lihat foto di bawah ini: 

Tip 7:Komposisi di malam hari

Berhati-hatilah mempelajari apa yang ditampilkan di live-view sebelum memotret. Apakah sebagian dari frame tersebut gelap? Apakah area yang dipotret lebih menarik dengan bagian sedikit gelap? terkena cahaya terang atau kaya warna dalam kegelapan? jika demikian, jangan takut untuk zoom-ing ke area photogenic tersebut. zoom menggunakan lensa wide-angle  atau zoom menggunakan kaki kalian, mendekatlah ke subyek foto tersebut.

Tip 8: Gunakan Mirror Lock-up

Sekecil apapun gerakan bisa mengakibatkan kamera bergoyang (shake) dan hal ini pasti tidak kita semua inginkan, bahkan termasuk getara yang diakibatkan pergerakan mirror naik turun yang ada di dalam kamera DSLR kalian. Sobat bisa mengaktifkan fitur Mirror Lock-up (lihat di dalam menu kamera atau manual book) untuk menghindari potensi gerakan ini.

Tip 9: Jangan sentuh kamera kalian!

Ketika memotret long-exposure di malam hari, menyentuh kamera pada saat menekan tombol shutter bahkan bisa mengakibatkan pergerakan yang cukup untuk menghasilkan 'Blur'. Gunakan fitur self-timer yang sudah ada di dalam kamera untuk memicu shutter setelah Sobat menekan tombol, hal ini bisa dilakukan untuk meminimalkan adanya getaran pada kamera saat memotret, atau Sobat bisa menggunakan remote untuk timing shutter yang lebih akurat.